Prevalensi Stroke di Indonesia: Tantangan dan Upaya Penanganan
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia dengan dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stroke di Indonesia mencapai 15,4%, menjadikannya salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia. Kondisi ini diperkirakan akan semakin meningkat, dengan proyeksi prevalensi stroke mencapai 25-30% dalam beberapa tahun mendatang.
Upaya Penanganan Stroke oleh Kementerian Kesehatan
Untuk mengatasi masalah serius ini, Kementerian Kesehatan mendirikan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) yang berlokasi di Jalan MT Haryono, Jakarta. RS PON berfungsi sebagai pusat rujukan nasional dalam menangani kasus stroke dengan menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas tinggi. Fokus utama RS PON adalah keselamatan pasien, kemudahan akses, dan kepuasan pelanggan.
Komitmen RS PON terhadap peningkatan kualitas pelayanan diwujudkan melalui evaluasi berkala berdasarkan standar sertifikasi akreditasi internasional dari Joint Commission International (JCI). Sertifikasi ini menjadi acuan untuk memastikan mutu layanan kesehatan yang sesuai dengan standar internasional dan kebutuhan masyarakat.
Fokus Utama RS PON dalam Penanganan Stroke
Penanganan stroke membutuhkan tindakan cepat, tepat, dan akurat oleh tenaga medis yang berpengalaman. RS PON memiliki tim medis terlatih yang siap memberikan pelayanan komprehensif dalam tata laksana stroke. Selain itu, rumah sakit ini terus berupaya memperluas fasilitas sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Proses perluasan tersebut mencakup penyelesaian kewajiban tukar-menukar objek wakaf (ruislagh) Masjid Al Istiqomah. Pihak RS PON telah melakukan relokasi dan pembangunan kembali masjid tersebut sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Apresiasi dan Dukungan dari Badan Wakaf Indonesia
Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Provinsi DKI Jakarta memberikan apresiasi kepada RS PON atas komitmennya dalam memenuhi kewajiban ruislagh. Ketua BWI Provinsi DKI Jakarta, Dr. KH Ali Sibromalisi, M.A., menyatakan bahwa keberadaan aset wakaf di tengah pembangunan fasilitas publik di Jakarta perlu mendapat perhatian khusus.
"Keberadaan harta benda wakaf di tengah geliat pembangunan fasilitas publik di Provinsi DKI Jakarta harus menjadi perhatian khusus oleh semua pihak. Kita ingin wakaf ini tidak menghalangi program pembangunan yang ada, tetapi justru sebaliknya, aset wakaf dapat berkontribusi dan berkolaborasi dengan kerja sama yang saling menguntungkan dan memberi manfaat demi melestarikan keberadaan harta benda wakaf di Provinsi DKI Jakarta," ungkap Dr. KH Ali Sibromalisi, M.A.
Kesimpulan
Tingginya prevalensi stroke di Indonesia menuntut upaya penanganan yang serius dan berkelanjutan. Keberadaan RS PON sebagai pusat penanganan stroke nasional menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Di sisi lain, kolaborasi dengan lembaga wakaf, seperti penyelesaian ruislagh Masjid Al Istiqomah, menunjukkan bahwa pembangunan fasilitas kesehatan dapat berjalan berdampingan dengan pemanfaatan aset wakaf untuk kebaikan bersama. Upaya bersama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam penanganan stroke di Indonesia serta melestarikan keberadaan harta benda wakaf secara berkelanjutan.